Tengkalang buatan Warga Dusun Mulong, Desa Semadin Lengkong, Melawi, Kalbar. Foto: M Yusli Melawi-Kalbar. Saat ini dunia sedang menyor...
![]() |
Tengkalang buatan Warga Dusun Mulong, Desa Semadin Lengkong, Melawi, Kalbar. Foto: M Yusli |
Melawi-Kalbar.
Saat ini dunia sedang menyoroti persoalan sampah plastik yang diwatirkan
menjadi bencana besar di masa depan. Orang Kalimantan punya kearipan lokal yang
menjadi solusi masalah plastik ini, yakni Ayaman yang bernama Tengkalang.
Orang
Kalimantan, misalnya di Kabupaten Melawi, biasa membawa barang dengan Tengkalang.
Tengkalang ini adalah tas punggung atau ransel terbuat dari rotan atau bambu atau
benban yang diayaman.
“Tengkalang
ini kearipan lokal Kalimantan yang bisa menjadi solusi terhadap persoalan plastik
yang dihadapi dunia saat ini,” kata tokoh Ikatan Warga Katab Kebahan (IWKK), M.
Yusli, dalam Workshop Sustainable Development
Goals (SDGs) untuk Sustainable village (Kampung Berkelanjutan), 27-28
Juli 2019 yang digelar SuaR Institute dan didukung WWF Indonesia.
Hanya saja, saat ini penggunaan Tengkalang sudah mulai
jarang. Hanya dipergunakan oleh warga yang ada di desa. Sementara di kota sulit
sekali melihat orang mengunakan Tengkalang. Fungsinya pun mengalami menyempit,
hanya sekedar untuk keperluan di pertanian dan perkebunan. Jangankan di kota,
di desa saja sudah hampir tidak ada orang menggunakan tengkalang untuk membawa
barang belanja di toko.
“Tengkalang sudah tergerus oleh zaman. Ada anggapan kurang
baik bila orang menggunakan Tengkalang. Sehingga sangat sulit melihat orang makai
Tengkalang saat ini. Tapi nyatanya itu solusi terhadap bencana plastik,” ulas Yusli.
Diperlukan
kreatifitas untuk memodifikasi Tengkalang agar bisa mengikuti perkembangan
zaman. Dibuat sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi kebutuhan tas zaman
sekarang. Diproduksi Tengkalang agar bisa membawa leptop, bisa membawa smartphone. Dikreasi agar Tengkalang
bisa masuk ke cafe dan mall.
Malah,
terang Yusli, tas Plastik Kresek juga
bisa digantikan dengan Tengkalang yang terbuat dari pandan. Tinggal dibuat tas
dari Pandan yang nantinya bisa digunakan untuk membawa barang saat belanja di toko.
Walau tingkat ketahanan Tas Pandau tidak sebanding dengan tas plastik kresek.
Namun, masa penggunaannya lebih lama. Tas Plastik Kresek sekali pakai langsung
menjadi sampah alias dibuang. Tetapi, Tas Pandan bisa dipergunakan berkali-kali.
Kalau soal ketahaman fisik, robek, Tas Pandan lebih kuat membawa beban dibandingkan
dengan Tas Plastik.
“Tas
Plastik dibuang ke alam, sulit sekali hancur, walaupun hancur akan menjadi
partikel kecil atau nano plastik yang menjadi racun bagi mahluk hidup. Kalau
pandan dibuang ke alam, dalam 2 bulan sudah membusuk menjadi organik, menjadi
pupuk dan bahan makanan mikro organisme,” ulasnya. (Taji)
COMMENTS