Hubungan erat masyarakat Dusun Sebaju dengan hutan Rasau Sebaju ( Indigenous Community Conserved Areas/ICCAs) salah satunya mempercayai ke...
Hubungan erat masyarakat Dusun
Sebaju dengan hutan Rasau Sebaju (Indigenous Community Conserved Areas/ICCAs)
salah satunya mempercayai keberadaan penyelongkai (mahluk halus).
Sosok penyelongkai ini digambarkan
sebagai perempuan cantik dengan wajar putih pucat agak kuning langsat, berambut
panjang, bertubuh tinggi, memiliki kuku yang panjang tetapi keras dan tajam.
Kuku ini menjadi senjata penyelongkai.
Aktivitas harian penyelongkai ini mencari ikan di rawa-rawa dan di
kolam-kolam alam yang berukuran kecil (labang) yang ada di Rasau Sebaju. Ikan
didapatkan dengan cara mengambil dengan tangannya. Setelah ikan didapat, ikan
akan ditusukannya pada kuku-kuku yang tajam.
Keberadaan
penyelongkai di Rasau Sebaju ini sering ditemukan oleh
warga dari jejak-jejak. Bila ada bunyi kayu, daun dan ranting seperti dilintasi
namun tidak ada wujud, bila ada kelihatan kayu daun dan ranting bergerak-gerak
seperti dilewati tetapi tidak ada sosok. Warga Sebaju memastikan itu adalah penyelongkai. Warga lebih memilik menghindar atau
bahkan langsung pulang bila melihat fenomena aneh itu.
Untuk menghindari penyelongkai, ada aturan tidak tertulis bila masuk ke
Rasau Sebaju, yakni tidak boleh membakar belacan, membakar ikan Seluang,
memakan cabai secara langsung, tanpa dipatahkan terlebih dahulu. Karena bebauan
menyengat bakaran ini akan mengundang penyelongkai.
Tapi, penyelongkai ini tidak suka
dengan bawang merah dan buah
malai (sejenis labu). Bawang merah dan buah malai ini bisa
membuat kuku penyelongkai tercabut. Karena
menancap ke badan Bawang merah dan buah malai. Untuk itu, dulu, orang yang mau
ke Rasau Sebaju akan membawa bawang merah dan buah malai agar tidak didatangi
oleh penyelongkai. Penyelongkai juga tidak suka dengan
perempuan, diyakini bila ke hutan dengan perempuan akan terhindar dari ganguan penyelongkai.
Syahbudin punya cerita tentang penyelongkai. Suatu hari, Ia dan beberapa
teman-temannya masuk ke hutan Rasau Sebaju untuk melakukan survei kayu. Dalam Rasau Sebaju, di salah satu kayu
Jelutung ada bekas cakaran. Lalu pada bekas cakaran itu ditemukan potongan
kuku. Kuku hampir sama dengan kuku manusia. Hanya lebih panjang dari kuku
manusia. Sekitar 5 cm. Kuku keras.
Oleh Syahbudin kuku itu diambil, dia pun
berniat untuk membawanya pulang. Namun, setelah kurang lebih 100 meter
meninggalkan kayu jelutung niatnya itu diurung. Lalu kuku ditancapkan kembali
ke pohon jelutung. Lokasi pohon jelutung itu sekitar zona
lindung. (disadur dari buku Potret Hutan Adat Rasau Sebaju oleh Taji)
COMMENTS